Mitra Lanskap


Program Lanskap Siak-Pelalawan didirikan untuk mendukung inisiatif dan kerangka kerja yang telah ada dan baru dalam mencapai tujuan menuju produksi minyak sawit berkelanjutan. Untuk mencapai hal ini, SPLP bekerja sama erat dengan pemerintah kabupaten Siak dan Pelalawan untuk menyelaraskan dan mendukung implementasi peta jalan kabupaten Siak Hijau dan Rencana Aksi Kabupaten untuk Kelapa Sawit Berkelanjutan di Pelalawan.


 
 
 

Tinjauan tentang bagaimana SPLP berkontribusi pada sasaran regional, nasional, dan internasional

Picture6 Bah.png
 

Ikhtisar Mitra

 

Pemerintah Kabupaten Siak mendorong prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pengembangan ekonomi masyarakat. Keputusan Bupati No. 22/2018 tentang Kabupaten Siak Hijau menegaskan bahwa kelestarian lingkungan menjadi prioritas pembangunan kabupaten, sebagaimana dituangkan dalam rancangan rencana pembangunan jangka menengah (RPJMD) tahun 2016-2021 dan 2021-2026 saat ini dan rancangannya. Semua aspek pembangunan di Kabupaten Siak selaras untuk mendukung tujuan Siak Hijau.

SPLP mendukung implementasi peta jalan Siak Hijau melalui kegiatan bersama untuk transformasi sektor kelapa sawit di kabupaten tersebut. Dukungan SPLP kepada Green Siak diresmikan pada Februari 2020 dengan Kesepakatan Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Siak dan anggota Koalisi SPLP, bersamaan dengan Forum Musyawarah Umum (MU) Asosiasi Kabupaten Lestari (LTKL) 2020.


 

Pemerintah Kabupaten Pelalawan telah menerbitkan Keputusan Bupati No. 73/2020 tentang Rencana Aksi Kabupaten Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAPKSB). Peraturan ini menjadi pedoman bagi semua pemangku kepentingan dalam pengembangan dan pengelolaan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan di Kabupaten Pelalawan. Ada lima aspek dalam RAPKSB: (1) Penguatan data, koordinasi, dan infrastruktur, (2) Peningkatan kapasitas petani sawit dan percepatan penanaman kembali, (3) Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan, (4) Tata Kelola dan Penanganan Sengketa, dan (5 ) Pelaksanaan sertifikasi ISPO dan akses pasar produk kelapa sawit.

Empat tujuan program SPLP secara langsung selaras dengan tujuan Rencana Aksi Kabupaten. SPLP bekerja sama erat dengan instansi pemerintah Pelalawan, termasuk Badan Perencanaan Daerah (BAPPEDA), Dinas Perkebunan Kabupaten (Dinas Perkebunan) dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten (Dinas Lingkungan Hidup) untuk mendukung pelaksanaan Rencana Aksi Kabupaten dan mentransformasi produksi kelapa sawit di Kabupaten.


 

Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) adalah asosiasi yang didirikan dan dikelola oleh pemerintah kabupaten di Indonesia untuk mendorong pembangunan berkelanjutan yang menganut perlindungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. LTKL didirikan pada Juli 2017 dan beroperasi bersama Asosiasi Pemerintah Daerah Indonesia (APKASI) sebagai kaukus untuk pembangunan berkelanjutan. Pada tahun 2020, LTKL memiliki sembilan anggota kabupaten aktif yang tersebar di enam provinsi di Indonesia.

Melalui LTKL, anggota kabupaten didukung untuk merancang dan mengimplementasikan skenario pembangunan yang menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan melalui kolaborasi multi pemangku kepentingan di setiap kabupaten dan di antara anggota kabupaten. Sebagai forum, LTKL juga berupaya menghubungkan dukungan yang dibutuhkan dari jaringan dan pemangku kepentingan mitra pembangunan nasional dan global, termasuk masyarakat sipil, akademisi, dan sektor swasta untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di kabupaten. Salah satu contohnya adalah fasilitasi LTKL memainkan peran kemitraan antara SPLP dan Pemerintah Kabupaten Siak mulai dari desain intervensi, perumusan perjanjian kerjasama, hingga pelaksanaan kegiatan.


 

Sedagho Siak adalah koalisi dari 20 organisasi masyarakat sipil lokal, nasional dan internasional dan didirikan pada tahun 2017. Koalisi ini dibentuk untuk menjadi platform bersama di mana para anggotanya dapat berkontribusi dan bersinergi untuk memajukan agenda Siak Hijau. Sedagho Siak telah memainkan peran penting baik dalam memprakarsai perumusan Keputusan Bupati tentang Siak Hijau (Perbup No. 22/2018) dan mengembangkan peta jalan Siak Hijau yang diresmikan melalui SK Bupati No. 650/HK/KPTS/2019. Selama fase desain intervensi SPLP telah berkonsultasi erat dengan Sedagho Siak, dan Koalisi tetap menjadi mitra strategis SPLP untuk tahun-tahun mendatang.


 

ASPPUK (Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil) adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat dengan anggota 52 LSM yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia, yang bertujuan untuk memberdayakan dan memperkuat ekonomi perempuan usaha mikro-kecil (PUK-mikro) dan membangun kesadaran kritis untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender dalam berbagai aspek kehidupan. ASPPUK mendukung pelaksanaan Program Lanskap Siak-Pelalawan dalam memperkuat masyarakat melalui diversifikasi mata pencaharian melalui penciptaan sumber pendapatan yang ramah lingkungan dan setara gender.

ASPPUK mendorong penguatan ekonomi lokal dengan menerapkan prinsip 3P (Planet, People, dan Profit) untuk memastikan bahwa bisnis dan kegiatan memberikan manfaat yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan masyarakat. Artinya, bisnis lokal, produk desa, atau tanaman pangan diproduksi dan dikelola secara adil, sehat, aman, dan berkelanjutan. Pemberian pengetahuan tentang pengembangan diversifikasi mata pencaharian yang responsif gender merupakan titik awal untuk mencapai kesejahteraan desa dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik.


 

Earthworm Foundation (sebelumnya dikenal sebagai The Forest Trust) adalah organisasi nirlaba dengan pengalaman lebih dari 20 tahun membantu perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya mengatasi masalah lingkungan dan sosial dalam rantai pasokan mereka di Indonesia dan di seluruh dunia.

Sejak pertengahan 2018, Earthworm dan anggotanya telah bekerja di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu dengan tujuan untuk mengurangi laju deforestasi dan memperkuat ketahanan masyarakat sebagai pemangku kepentingan utama untuk mengelola sumber daya hutan dan konservasi. Giam Siak Kecil merupakan bentang alam yang penting mengingat 700.000 ha, yang didominasi kawasan rawa gambut, memainkan peran penting sebagai reservoir air alami, penyerap karbon, dan habitat satwa liar untuk spesies kunci seperti gajah dan harimau Sumatera.

Earthworm Foundation bekerja sama dengan SPLP untuk mengembangkan perencanaan konservasi dan penguatan mata pencaharian masyarakat melalui pemetaan partisipatif di desa Tasik Betung, salah satu desa di pusat Giam Siak Kecil. Earthworm dan SPLP terus menjajaki peluang untuk berkolaborasi dalam lanskap untuk meningkatkan konservasi Giam Siak Kecil dan kawasan hutan lainnya serta memberdayakan masyarakat sekitar untuk mencapai mata pencaharian yang lebih baik.


 

Winrock adalah organisasi nirlaba yang mengimplementasikan portofolio lebih dari 140 proyek pertanian, lingkungan dan pembangunan sosial di lebih dari 46 negara, termasuk Indonesia. Misi Winrock adalah untuk memberdayakan masyarakat yang kurang beruntung, meningkatkan peluang ekonomi dan mempertahankan sumber daya alam. Winrock bekerja dibidang pertanian, pembangunan ekonomi, energi dan lingkungan, serta modal manusia dan sosial.

Winrock telah melaksanakan Proyek Siak di Kabupaten Siak sejak tahun 2014. Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan restorasi lahan gambut berkelanjutan untuk meningkatkan mata pencaharian, mengurangi risiko kebakaran, dan memperlambat penurunan permukaan gambut. Proyek Siak Winrock dan SPLP memiliki kesamaan dalam nilai, visi dan tujuan pengelolaan tata guna lahan yang berkelanjutan, dan oleh karena itu memberikan kesempatan untuk berkolaborasi. Winrock dan SPLP berkolaborasi dalam mendukung petani dan masyarakat untuk mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan untuk perkebunan kelapa sawit rakyat di lahan gambut dan untuk tanaman lainnya melalui paludikultur.